Dikala gelapnya dunia
riuhnya duka dan gulana
pandemi mengisi seluruh isi cerita
masih ada saja satu anak manusia yang terkukung dengan amigdalanya
menyendiri untuk bertarung dengan jiwa
mencoba menghindari dari semesta
karena pikirannya terlalu banyak berbicara
terjebak dalam dua pilihan
yang membuatnya tertekan
tak tahu harus kemana arah jalan
masihkah ada harapan
aku disini pandemi
bertarung dengan diriku sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar